Pulau Nasi, Tempat Suni Berlabuh

October 1, 2012 at 5:17pm

Pulau Nasi adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur laut pulau Sumatra dan di sebelah barat laut pulau Weh. Terletak di tengah-tengah antara ujung barat pulau Sumatra dengan pulau Breueh. Di lihat berdasarkan titik koordinat, pulau ini berada di koordinat 5°37′0″LU,95°7′0″BT.

Secara administratif pulau ini termasuk dalam wilayah kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pulau Nasi memiliki lima desa. Di antaranya Lamting, Dedap, Rabo, Pase Janeng dan Alue Rieng. Lamting merupakan desa dengan penduduk terbanyak. Penduduk pulau Nasi kesemuanya adalah pendatang dari daratan Aceh maupun dari pulau Weh dan pulau lainnya.


Rute Dari Semarang menuju lokasi.
 Berdasarkan informasi beliau perjalanan menuju tempat ploting dilakukan melalui jalan darat terlebih dahulu, padahal saya pikir langsung melalui bandara A Yani semarang menuju aceh). Menurut beliau rute ditempuh menggunakan shutel Bus dari Semarang untuk kemudian menuju Jakarta, baru kemudian dilanjutkan menuju Banda Aceh. Setiba di Aceh kemungkinan akan dilanjutkan menggunakan transportasi darat menuju daerah ploting. Perjalanan darat harus berakhir di pelabuhan XX untuk dilanjutkan ke Pulau tempat Suni tuju. Sekali lagi semua rute ini adalah perkiraan yang 'brutal', 'bruto', 'kasar',tak dapat dipertanggung jawabkan. Wallahualam, semoga apapun rutenya, apapun kendaraannya, beliau selalu dalam lindunganNya. Amin.

 Sedikit ulasan mengenai sebuah pulau yang "kemungkinan" akan menjadi tempat mengabdi sahabat saya "Suni'. Suni terpilih dalam program 3T yang diselenggarakan oleh diknas melalui berbagai Universitas Keguruan di Indonesia. 3T sendiri setahu saya yang orang awam adalah, semacam program pemerintah yang mendistribusikan tenaga pengajar ke berbagai wilayah 3T (Terdepan, Terluar Tertinggal) Indonesia. Sebagai upaya pemerataan pendidikan di negara ini.

Sabtu sore kami bercakap cukup panjang mengenai bagaimana proses persiapan beliau. Mulai dari pembekalan teori, kemampuan etika,kepemimpinan, pembekalan fisik, dan mental serta tak lupa olah kanuragan :D. Semua pelatihan tersebut dilakukan di kota Semarang tepatnya di Dikti Srondol.

Dari percakapan saya menangkap satu kekhawatiran serta kesungguhan beliau. Kekhawatiran tidak adanya jaringan listrik dan sinyal telekomunikasi, kekhawatiran naik maskapai ecek ecek non Garuda  dan kekhawatiran akan kehilangan fans-fansnya di pulau Jawa setelah ditinggal pergi beliau. Namun saya sangat kagum, ketika pembicaraan via Android sore itu saya tutup dengan satu pertanyaan:  


Saya : "Mbk, kw ngopo asline kok matep banget melu 3T, apa   karena belum dapat kerja di Jawa??", 
Suni  : "(Beliau terdiam sejenak, saya juga ikutan diam sejenak , kita bertiga diam (aq , enjoh, suni)) -,- ..... 
tiba tiba ..
 "Aq pengen ngabdi Him", 
"Aq pengen ngabdi Him",
"Aq pengen ngabdi Him",
sunyi ...
Hanya itu,  kalimat itu meluncur dengan mantap tanpa keraguan sama sekali @,@.

Saya salut dengan beliau, semoga niat mulia anda menjadi berkah untuk masa depan anda. Kami teman - temanmu mendoa yang terbaik untukmu. Ingat janjimu , bila suatu saat engkau jadi mentri pendidikan , gratiskan sekolah anak q, HAHAHAHAHAHA...

OK, ulasan kembali ke awal, tempat si suni akan bersarang selama satu periode (kontrak setahun), :D. Pulau Nasi, heran saat saya disuruh beliau mencari perihal Pulau Nasi di google, "Kenape dikasi nama Nasi?? adakah cerita dibaliknya??" hemmm, saatnya serching, dan ini dia, sedikit ulasan mengenai Pulau Nasi.

Cerita punya cerita kenapa Pulau ini dinamakan Pulau Nasi ternyata cukup sederhana. Konon katanya pada saat waktu berlayar dari Pulau menuju daratan Banda Aceh ataupun sebaliknya, kalau berbekal nasi dibungkus itu tidak basi, artinya masih bisa kita makan sampai ditujuan. Sederhana namun sangat logis.

Pulau yang terletak diutara Banda Aceh ini merupakan salah satu pulau yang berada diluar daratan Pulau Sumatera. Secara Administratif pulau tersebut masuk kedalam struktur Kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pulau Nasi yang terbagi menjadi 5 Desa ini merupakan pulau pemukiman yang cukup menarik untuk dikunjungi.

Pelabuhan Uleelheu tepatnya di Pasar Ikan menjadi tempat berkumpulnya para penumpang baik yang datang dari pulau maupun yang ingin pergi ke pulau. Boat biasa sebutan kapal motor bagi masyarakat di pulau sebagai sarana transportasi yang digunakan ini memiliki 2 (dua) dermaga yang dijadikan berlabuhnya boat dari daratan Banda Aceh ke Pulau Nasi. Pertama sebagai pelabuhan utama yaitu Dermaga Lamteng, kemudian ada dermaga Deudap, yang berada di Desa Deudap. Boat sebagai alat transportasi yang vital bagi masyarakat Pulau Nasi sebagai penghubung untuk kedaratan Banda Aceh. Dalam sehari, hanya ada satu trip pemberangkatan saja, biasanya berangkat dari Pulau pagi hari jam 7.30 Wib sampai didaratan Banda Aceh sekitar jam 09.00 Wib. Kemudian pada siang harinya jam 13.00 atau 14.00 Wib boat berangkat kembali ke Pulau. Hanya hari Jum’at saja boat tidak beroperasi, karena setiap hari Jum’at masyarakat di pulau meliburkan diri dengan mengisi waktu untuk bergotong royong di Desanya masing – masing.

Keindahan alam laut Pulau Nasi

Panorama laut yang indah disertai lambaian nyiur sudah menjadi ciri khas bagi pulau ini. Hamparan pasir putih yang begitu panjang, dengan pantai yang landai menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Bagi kita yang memiliki hobby diving ataupun snorkeling, jangan khawatir tempat ini juga mempunyai spot untuk bisa dicoba.

Selain andalan keindahan pantai dan lautnya, dipulau ini juga terdapat tebing-tebing yang begitu cadas menjulang tinggi seperti sisa reruntuhan dari zaman masa lampau. Kemudian disekitar tebing tersebut juga terdapat sumber mata air yang menjadi sumber air bagi masyarakat disekitar. Dan yang tidak kalah serunya yaitu kekayaan hasil alam lautnya, ikan, gurita, maupun sotong menjadi andalah di Pulau ini.

BERSAMBUNG (untuk melengkapi foto dokumentasi saat beliau disana, uwonge wis mulih suwi)
N.B : Jangan lupa mampir dulu ya ke lapak saya (Jasa Edit & Rekonstruksi Foto )



0 comments:

Post a Comment